Rabu, 30 September 2015

PPIC Perusahaan Furniture / Mebel : Pengenalan Bahasa Program

BAHASA PROGRAM
Ilustrasi :
Program mengambil contoh pada transaksi memakai kartu ATM

Langkah 1 : masukkan kartu
-jika ini bukan kartu atm maka akan tertampil peringatan : “INI BUKAN KARTU ATM, MASUKKAN KARTU ATM”
-jika kartunya sudah benar maka ada perintah untuk menampilkan nomor pin / password

Langkah 2 : tampilan nomor pin / password
-jika bukan pasword kartu atm tersebut maka akan tertampil pesan “PASSWORD SALAH, MASUKKAN PASWORD YANG BENAR”
-pembatasan memasukkan password sampai 3x bermaksud agar tidak selalu mengulang-ulang perilaku yang sama, maka setelah salah sebanyak 3x kartu akan terblokir
-jika passwor sudah benar maka layar akan menampilkan daftar menu

Langkah 3 : tampilan menu
-misalkan memilih menu penarikan tunai maka akan ditampilkan jumlah uang yang akan di tarik dengan 2 pilihan yaitu sesuai dengan jumlah uang yang ditampilkan atau ingin menarik uang berbeda dari tampilan

Langkah 4 : tampilan jumlah uang (tidak sesuai dengan tampilan jumlah uang)
-di dalam atm sudah tertera uang 50.000-an maka hanya bisa mengambil uang dengan kelipatan 50.000, yang 100.000-an kelipatan 100.000 dengan batasan tertampil di layar misal maksimal 1.000.000
-jika bukan kelipatan atau melebihi maksimal pengambilan akan tertampil pesan “TULIS ANGKA YANG SESUAI DENGAN KELIPATAN atau UANG YANG ANDA AMBIL MELAMPAUI BATAS PENGAMBILAN”

Langkah 5 : transaksi selesai
-jika di tekan tombol tidak maka akan kembali ke menu awal
-jika di tekan tombol ya maka kartu atm akan keluar dari mesin atm

Di tiap langkah terlihat penuh dengan prosedur.

Sama seperti saat kita sedang bernapas yang tampak sederhana dari luar tapi tidak bagi sistem pernapasannya : oksigen di hirup – masuk ke paru-paru – di buat untuk memasak makanan untuk pertumbuhan – di buang menjadi karbondioksida

Dalam membuat kode produk pun demikian.
Setelah selesai membuat kode dan menempelkan ke produk, maka tinggal di baca dengan scanner
Dan terbacalah dengan mudah dan cepat.
Tempelan kode harus memperhatikan faktor keamanan dari sebab-sebab yang dapat membuat kode bisa hilang.


Selasa, 29 September 2015

PPIC Perusahaan Furniture / Mebel : Menghitung Tagihan Supplier yang Mempunyai Hutang

HITUNGAN TAGIHAN SUPPLIER YANG MEMILIKI HUTANG
Ilustrasi :

Order ke supplier – supplier berhutang untuk modal – pengiriman supplier – tagihan dikurangi hutang.

Contoh :
Order ke supplier : 100 meja,  harga 10.000 per set,
 total nominal order = 1.000.000
Supplier berhutang 400.000 dengan perjanjian hutang dikurangi dari tagihan.
Direncanakan akan ada 4 tahap pengiriman.

Permasalahan :
Dari rencana 4 kali pengiriman ternyata realisasinya bisa kurang dan bisa lebih dari 4 pengiriman.

Rumus untuk menghitung tagihan yang akan di terima oleh supplier setelah dikurangi hutang, dengan asumsi hutang di bagi rata pada tiap pengiriman.

Tagihan yang di terima = (total nominal order x % barang datang) – (hutang x % barang datang)

Rumus  prosentase barang datang = (barang datang / total barang) x 100%

Menguji kebenaran rumus :

Kasus 1 :
Kedatangan 1 : 40 meja  prosentase barang datang = (40/100) x 100% = 40%
Kedatangan 2 : 30 meja  prosentase barang datang = (30/100) x 100% = 30%
Kedatangan 3 : 30 meja  prosentase barang datang = (30/100) x 100% = 30%

Tagihan yang di terima :
Tagihan 1 = (1.000.000 x 40%) – (400.000 x 40%) = 400.000 - 160.000 = 240.000
Tagihan 2 = (1.000.000 x 30%) – (400.000 x 30%) = 300.000 - 120.000 = 180.000
Tagihan 3 = (1.000.000 x 30%) – (400.000 x 30%) = 300.000 - 120.000 = 180.000

Total tagihan = 240.000 + 180.000 + 180.000 = 600.000
Jadi total tagihan + hutang = 600.000 + 400.000 = 1.000.000 (sesuai nominal order)

Kasus 2 :
Kedatangan 1 : 60 meja  prosentase barang datang = (60/100) x 100% = 60%
Kedatangan 2 : 40 meja  prosentase barang datang = (40/100) x 100% = 40%

Tagihan yang di terima :
Tagihan 1 = (1.000.000 x 60%) – (400.000 x 60%) = 600.000 - 240.000 = 360.000
Tagihan 2 = (1.000.000 x 40%) – (400.000 x 40%) = 400.000 - 160.000 = 240.000

Total tagihan = 360.000 + 240.000 = 600.000
Jadi total tagihan + hutang = 600.000 + 400.000 = 1.000.000 (sesuai nominal order)


Kesimpulan :
-Hitungan di atas memerlukan kesepakatan di awal yaitu hutang di bagi rata sesuai dengan barang yang datang.
-hitungan di atas tidak memerlukan negoisasi jumlah hutang yang akan dikurangi di tiap pengiriman.

-hitungan di atas diperlukan untuk menjaga agar tidak ada hutang yang tersisa setelah semua barang sudah terkirim.

Senin, 28 September 2015

PPIC Perusahaan Furniture / Mebel : Keterlambatan Pengadaan Bahan Baku dan Pengaruhnya Pada Kuota Pekerjaan

Keterlambatan Pengadaan Bahan Baku dan Absensi Tenaga Kerja.
Ilustrasi :
-Kuota unit = produk 4 set / hari
-Jumlah pekerja = 4 orang yang tidak sama kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan.
-Gaji pekerja = 50 ribu / hari
-Pengadaan bahan baku tidak memenuhi kuota
-Waktu penyelesaian produk = 6 hari

Akan dilihat pengaruh kuota, pengadaan bahan baku yang tidak sesuai dengan kuota dan kemampuan pekerja yang tidak sama .

Form yang dibutuhkan :

Pengadaan Bahan Baku
>Tanggal
>Produk
>Jumlah

Kuota Harian
>Unit
>Pekerja
>Gaji

Resume pengadaan bahan baku :
Tanggal     Produk       Jumlah
01/09/15  Meja 150   40 set
04/09/15  Meja 150   60 set
Total meja = 100 set

Resume penyelesaian pekerjaan
Tanggal              01/09     02/09     03/09     04/09     05/09     06/09
Meja 150           20 set     18 set     2 set      21 set      20 set    19 set
Gaji  4 pekerja  200.000  200.000 200.000 200.000 200.000 200.000
Total gaji = 2.400.000

Terlihat jumlah produk yang dapat diselesaikan tidak sama perharinya / tidak sesuai kuota
Terlihat gaji pekerja yang nilainya selalu tetap

Bandingkan dengan resume penyelesaian pekerjaan sesuai dengan kuota di bawah ini
Tanggal              01/09     02/09     03/09     04/09     05/09     06/09
Meja 150           16 set     16 set     8 set     16 set     16 set    16 set
Gaji  4 pekerja  200.000  200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

Pada tanggal 06/09/15 baru dapat diselesaikan 88 set meja dengan total gaji 2.400.000
Karena produknya ada yang belum dikerjakan maka perlu diadakan lemburan untuk menyelesaikan 20 produk yang tersisa.

Hitungan gaji lembur adalah besar gaji yang sama dengan waktu bekerja hanya ½ hari biasa.
Tanggal              05/09     06/09
Meja 150           8 set       4 set
Gaji  4 pekerja  200.000 200.000
Asumsi semua pekerja tidak ada yang diliburkan
Gaji harian + lemburan = 2.400.000 + 400.000
                                          = 2.800.000

Kesimpulan :
-jika hanya melihat 1 hari kerja maka akan terlihat ada yang laba dan ada yang rugi terhadap kuota per unitnya
-laba dan rugi tidak tergantung dari hitungan pekerjaan perharinya melainkan pada setelah selesainya semua pekerjaan.
-membiarkan para pekerja bebas mengeluarkan kemampuannya kadang dapat menyebabkan pekerjaan lebih cepat selesai daripada yang dibatasi (atau malah jadi rugi jika kemampuan seluruh pekerja di bawah kuota yang sudah ditentukan)

Masalah :
-besarnya gaji yang sama terhadap kemampuan pekerja yang berbeda dapat menyebabkan yang rajin berubah jadi pemalas
-jalan keluarnya adalah mengacu pada waktu penyelesaian produk, jika lebih cepat ada bonus, jika lebih lambat ada pengurangan gaji.
Tapi ini dapat membuat rumitnya pembuatan rumus.

Penyelesaian :
-dengan gaji yang sama maka pekerja cepat diperbolehkan memacu pekerja lambat agar hasil pekerjaan dapat seimbang, bukan sebaliknya yaitu yang rajin terpengaruh oleh yang malas.

‘ dan salinglah nasehat-menasehati dengan kebenaran dan kesabaran ‘


Selasa, 22 September 2015

PPIC Perusahaan Furniture / Mebel : Komparasi, Membandingkan antara Perencanaan dengan Pelaksanaan

Form yang digunakan
Perencanaan
>Office
>Kayu
>Bahan Pendukung
>Peralatan
>Gaji

Pelaksanaan
>Office
>Kayu
>Bahan Pendukung
>Peralatan
>Gaji

Di atas adalah pos utama. Dapat dibuatkan sub pos. Semakin banyak pos akan semakin rinci informasinya.
Contoh :
-peralatan
-nama alat
-kode alat
-tanggal beli
-yang membeli
-nama toko
-harga alat
-pemakai alat
-tanggal perawatan

Cara menggunakan form :

Setelah mendapatkan semua kebutuhan dan harga pada form perencanaan maka akan dibandingkan dengan realisasi dalam pelaksanaannya.

Jika perencanaan > pelaksanaan akan di sebut laba
Jika perencanaan < pelaksanaan akan di sebut rugi

Agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan maka harus dibuatkan form-form lapangan agar semua transaksi di lapangan dapat dimasukkan ke dalam pos-pos pada form pelaksanaan dengan tepat.

Dalam pembuatan form untuk lapangan perlu diketahui kendala yang ada di lapangan sehingga pengisian form lapangan tidak menyulitkan saat akan didokumentasikan oleh bagian administrasi.
Semisal tidak diperbolehkan di nota pembelian terdapat mesin pasah (peralatan) dan amplas (bahan pendukung).

Contoh form lapangan yang perlu dibuat agar tidak ada penyimpangan dalam mendokumentasikannya :
Pos office
-atk
-opec
-bbm  (dibedakan antara bbm di opec dengan pos bbm, tidak boleh dicampur)
-konsumsi office
-konsumsi lembur
Dan sebagainya

Banyak manfaat mengetahui informasi secara detil :
Semisal penggunaan amplas :
-apa saja yang di amplas
-siapa saja yang menggunakan amplas

Sehingga jika rencana kebutuhan amplas berbeda dengan realisasinya akan dengan mudah melacaknya.

Ahirnya..
estimator mempunyai peranan yang begitu penting karena merekalah yang selalu memperkirakan kebutuhan bahan sesuai dengan kondisi produk yang ada.

Kurang lebihnya bahan ada pada ketepatan mereka dalam mengestimasi.

Senin, 21 September 2015

PPIC Perusahaan Furniture / Mebel : Cara Menghitung Kayu Olahan dan Mengahiri Periode Laporan

Ilustrasi :
-Stok log / balok di pabrik  (harta perusahaan)
-Di bawa ke gergaji luar / eksternal (harta perusahaan)
-Setelah jadi kayu olahan semisal papan di bawa lagi ke pabrik (harta perusahaan yang berkurang volume kayu akibat pengolahan menjadi serbuk kayu dan potongan kayu yang tidak bisa di pakai).
-dari papan di olah menjadi komponen (harta perusahaan yang berkurang volume kayu akibat pengolahan menjadi serbuk kayu dan potongan olahan yang tidak bisa di pakai).

Form yang digunakan :

Pembelian / Stok Kayu
>Tanggal Masuk
>Kode kayu
>Jenis kayu
>Volume
>Tanggal Keluar

Surat Jalan
>Tanggal Keluar
>Kode kayu
>Jenis kayu
>Volume

Kayu Olahan 1
>Tanggal Olahan
>Kode kayu
>Jenis kayu
>Volume
>Tanggal Keluar

Kayu Olahan 2
>Tanggal Olahan
>Kode kayu
>Jenis kayu
>Volume
>Tanggal Keluar

Cara menggunakan :

Pembelian / stok kayu
Tgl Masuk Kode Jenis    Volume Tgl Keluar
29/09/15    a      log jati 10m3     30/09/15
29/09/15    b     log jati  15m3           

Surat Jalan
Tgl Keluar Kode Jenis     Volume
30/09/15  a        log jati  10m3

Kayu Olahan 1
Tgl Olahan Kode Jenis        Volume Tgl Keluar
01/10/15    a1      papan jati  4m3     02/10/15
01/10/15    a2      papan jati  2m3
01/10/15    a3      papan jati  1m3

Log dengan kode kayu a di olah menjadi 3 kayu olahan di beri  kode kayu a1, a2 dan a3
Dengan menggunakan kode kayu turunan akan memudahkan mencari kode asal kayunya.
Di program dengan menggunakan rumus left (kode kayu, 1) . sudah pernah diterangkan di tulisan sebelumnya.

Kayu Olahan 2
Tgl Olahan Kode Jenis  Volume  Tgl Keluar
03/10/15    a11    kaki     2m3       ke unit rakit
03/10/15    a12    frame  1m3
03/10/15    a13    top      0,5m3

Di ahir periode laporan misal tanggal 30/09/15  akan tercatat harta perusahaan sebagai berikut :

Stok kayu (kode kayu a) = 0  karena sudah keluar
Surat jalan = 10m3  karena belum di proses
Jadi harta ahir laporan = stok kayu + surat jalan = 10m3

Laporan di periode berikutnya adalah :
Harta berikut = harta ahir laporan + kayu olahan 1 + kayu olahan 2
Mengingat harta ahir laporan bernilai 0 dengan adanya harta kayu olahan 1
Dan harta kayu olahan 1 bernialai 0 dengan adanya harta kayu olahan 2

Cara membaca laporan :

Dari kayu a = 10m3 menjadi a1=4m3, a2=2m3, a3=1m3
Dari 10m3 di olah menjadi 7m3 (ada pengurangan volume akibat olahan)

Dari kayu a1=4m3 menjadi a11=2m3, a12=1m2, a13=0,5m3
Dari 4m3 di olah menjadi 3,5m3

Jika harga log 1juta/ m3 maka dari pembelian log 10m3 = 10juta setelah di olah menjadi 7m3 = 7 juta

Berikut cara menghitung bep alias balik modal kayu olahan agar meskipun ada pengurangan di volume kayu tetapi harga ahirnya tetap seperti harga beli yaitu 10juta.

Rumus = (volume kayu olahan / volume total kayu olahan) x harga kayu yang di olah

Jadi
Harga kode kayu a1 = (4/7) x 1.000.000 = 571.429
Harga kode kayu a2 = (2/7) x 1.000.000 = 285.714
Harga kode kayu a3 = (1/7) x 1.000.000 = 142.857
Total harga = 571.429 + 285.714 + 142.857 = 1.000.000 (sesuai harga dengn beli).

Harga kode kayu a11 = (2/3,5) x 571.429 = 326.531
Harga kode kayu a12 = (1/3,5) x 571.429 = 163.265
Harga kode kayu a13 = (0,5/3,5) x 571.429 = 81.633
Total olahan = 326.531 + 163.265 + 81.633 = 571.429 (sesuai dengan harg kode kayu a1).


Minggu, 20 September 2015

PPIC Perusahaan Furniture / Mebel : Pengenalan Penggunaan Program Keuangan

Form yang digunakan
Form Pendapatan
>Tanggal
>Buyer
>Pos
>Rincian Pendapatan
>Nominal Pendapatan

Form Pengeluaran
>Tanggal
>Buyer
>Pos
>Rincian PEngeluaran
>Nominal Pengeluaran

Cara menggunakan form :  

Tabel Pendapatan
Tanggal    Buyer  Pos       Rincian            Pendapatan
01/09/15   A        Bank    dari buyer a    10.000.000
04/09/15   A        Office  dari bank           7.000.000
05/09/15   A        Bank    dari buyer a    10.000.000
05/09/15   A        Office  dari bank           9.000.000

Tabel Pengeluaran
Tanggal    Buyer  Pos       Rincian          Pengeluaran
04/09/15   A        Bank    ke office        7.000.000
04/09/15   A        Office  gaji                 2.000.000
05/09/15   A        Office  konsumsi       1.000.000
05/09/15   A        Office  telepon          3.000.000
05/09/15   A        Bank    ke office        9.000.000
06/09/15   A        Office  beli bahan     5.000.000

Resume di form pendapatan berdasarkan kolom pos.

Resume Tabel Pendapatan
Pos       Pendapatan
Bank    20.000.000
Office  16.000.000

Resume Tabel Pengeluaran
Pos        Pengeluaran
Bank     16.000.000
Office   11.000.000

Gabungkan resume tabel pendapatan dan pengeluaran untuk mendapatkan nominal saldo / sisa.
Pos        Pendapatan  Pengeluaran Saldo
Bank      20.000.000  16.000.000    4.000.000
Office    16.000.000  11.000.000    5.000.000

Resume transaksi buyer A
Buyer  Saldo
A          9.000.000

Cara membaca hasil laporan adalah :
1. melihat saldo semua buyer ; jika membutuhkan rincian pos maka
2. melihat pendapatan, pengeluaran dan saldo masing-masing pos ; jika membutuhkan rincian
    penggunaan maka
3. melihat tabel rincian pendapatan dan pengeluaran

Yang membedakan antara program dan microsoft excel adalah kolom rincian pendapatan dan pengeluaran di program di pisah sedangkan di microsoft excel menjadi satu kolom.

Ada kelebihan memakai program karena kolom pendapatan dan pengeluaran bisa di pisah dan bisa di gabung.

Sabtu, 19 September 2015

PPIC Perusahaan Furniture / Mebel : Hitungan Kelancaran Pekerjaan

Form yang digunakan :

Jadwal Pelaksanaan
>Buyer
>Unit
>Tanggal Mulai
>Tanggal Selesai

Cara penggunaannya :
Buyer : abc
Unit            Tgl Mulai    Tgl Selesai
Rakit           01/09/15   26/09/15
Amplas       02/09/15   27/09/15
Finishing     03/09/15  28/09/15
Packing       04/09/15  29/09/15

Loading : 30/09/15
Jumlah produk misal 260 set meja

Sebaiknya ada pekerjaan persiapan yaitu pekerjaan untuk mempersiapkan kebutuhan semua bahan agar proses pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.

Cara membaca data di atas
Pada tanggal 01/09/15 di unit rakit di rakit 10 set meja lalu diteruskan ke unit selanjutnya yaitu unit amplas pada tanggal 02/09/15 lalu diteruskan ke unit selanjutnya yaitu finishing dan seterusnya sampai packing.

Tiap hari dari tanggal 01/09/15 sampai tanggal 26/09/15 di unit rakit ada pekerjaan merakit 10 set meja (kuota per hari unit rakit)
Tiap hari dari tanggal 02/09/15 sampai tanggal 27/09/15 di unit amplas  ada pekerjaan mengamplas 10 set meja (kuota per hari unit amplas)

Agar dapat memastikan aliran produk dapat berjalan dengan lancar tiap unit 10 set per hari maka berikut ini hitungan untuk menentukan jumlah pekerja di tiap unit :

Data produk :

Unit : Rakit
Produk       Waktu penyelesaian
Meja 100   1 jam
Meja 150   2 jam
Meja 200   3 jam

Unit : finishing
Produk       Waktu penyelesaian
Meja 100   20 menit
Meja 150   30 menit
Meja 200   40 menit

Di ambil contoh pekerjaan di 2 unit dengan waktu penyelesaian produk terpaut jauh.

Jumlah order
Produk       Order
Meja 100   100 set
Meja 150   100 set
Meja 200     60 set

Hitungan waktu penyelesaian produk sesuai jumlah order :

Unit : Rakit
Meja 100 =  1 jam x 100 set = 100 jam
Meja 150  = 2 jam x 100 set = 200 jam
Meja 200  = 3 jam x   60 set = 180 jam
Total waktu = 480 jam

Jika 1 hari = 7 jam kerja maka
= 480 jam / 7 jam = 68,57 hari kerja

Jika waktu penyelesaian produk ditentukan selama 26 hari kerja maka hitungan kebutuhan pekerja adalah :
= 68,57 hari / 26 hari
= 2,64 pekerja
Dibulatkan menjadi 3 pekerja di unit rakit.

Unit : Finishing
Meja 100  = 20 menit x 100 set = 2000 menit
Meja 150  = 30 menit x 100 set = 3000 menit
Meja 200  = 40 menit x   60 set = 2400 menit
Total waktu = 7400 menit / 60 menit
                    = 123,33 jam

Jika 1 hari = 7 jam kerja maka
= 123,33 jam / 7 jam = 17,62 hari

Jika waktu penyelesaian produk ditentukan selama 26 hari kerja maka hitungan kebutuhan pekerja adalah :
= 17,62 hari / 26 hari
= 0,68 pekerja
Dibulatkan menjadi 1 pekerja di unit finishing.

Kesimpulan :
-harus punya data waktu penyelesaian tiap produk di tiap unit agar dapat di hitung jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan waktu yang sudah ditentukan.
-cara mendapatkan data adalah dengan cara pengamatan / pengawasan pada pekerjaan yang sedang dilakukan oleh para pekerja.


Jumat, 18 September 2015

PPIC Perusahaan Furniture / Mebel : Perencanaan Waktu Penyelesaian Pekerjaan.

Form yang digunakan :
Data Produk
>Produk
>Unit
>Waktu penyelesaian

Data order
>Produk
>Jumlah

Data produk
Unit : Rakit
Produk       Waktu penyelesaian
Meja 100   1 jam
Meja 150   2 jam
Meja 200   3 jam

Data order
Produk       Jumlah
Meja 100   100 set
Meja 150   100 set
Meja 200   100 set

Waktu penyelesaian semua order
Meja 100 = 100 set x 1 jam = 100 jam
Meja 150 = 100 set x 2 jam = 200 jam
Meja 200 = 100 set x 3 jam = 300 jam
Total waktu penyelesaian = 600 jam

Jika 1 hari ada 7 jam kerja maka waktu penyelesaian produk
= 600 jam / 7 jam
= 85, 71 hari

Jika waktu kirim produk di minta dalam waktu 30 hari artinya membutuhkan tenaga kerja sebanyak
= 85,71 / 30
= 2,85 pekerja
Dibulatkan menjadi 3 pekerja

Catatan :
Waktu penyelesaian pekerjaan tiap produk di dapat dengan cara merata-rata kemampuan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan mengingat kemampuan pekerja tidak ada yang sama.

Waktu penyelesaian produk didalamnya sudah termuat waktu untuk istirahat untuk setiap pekerjaan dan waktu yang digunakan quality control untuk memeriksa kelayakan produk yang sudah jadi.

Ke depan akan diterangkan cara membuat waktu penyelesaian produk yang memuat hitungan :
-waktu real penyelesaian produk
-waktu istirahat
-waktu untuk pemeriksaan


Di dalam ilmu konstruksi bangunan hitungan tersebut di sebut koefisien atau angka keamanan pelaksanaan.

Rabu, 16 September 2015

PPIC Perusahaan Furniture / Mebel : Manfaat adanya kode

Form yang digunakan :
MASTER DATA
>kode pekerja
>nama pekerja
>unit
Lengkapi sesuai dengan kebutuhan (alamat, nomor telpon, terdaftar sejak)

PROGRES UNIT
>kode pekerja
>tanggal
>unit
>kode produk
Lengkapi sesuai dengan kebutuhan

KOPERASI
>kode pekerja
>hutang
>bayar
>saldo

GAJI
>kode pekerja
>gaji harian
>lembur hari kerja
>lembur hari libur
Lengkapi dengan hitungan total gaji

ABSENSI
>tanggal
>kode pekerja
>absensi

Semua form atau tabel dapat terhubung selama ada kode penghubungnya.
Di contoh di atas, kode yang dapat menghubungkan semua tabel adalah kode pekerja.

Dengan kode penghubung maka kita dapat membuat form atau tabel sesuai dengan informasi yang diinginkan.

Contoh :

HITUNGAN GAJI YANG DI TERIMA
>kode pekerja
>absensi
>total gaji harian
>total gaji lemburan hari kerja
>total gaji lemburan hari libur
>saldo koperasi

PEKERJAAN HARIAN
>kode pekerja
>tanggal
>absensi
>unit
>kode produk

Di tabel PEKERJAAN HARIAN terlihat penggabungan antara tabel absensi dengan tabel progress unit.
Yaitu digunakan untuk cross cek silang untuk mengetahui kebenaran informasi absensi pekerja dengan hasil pekerjaan. Agar tidak ada lagi istilah tidak bekerja tetapi bisa menghasilkan produk alias titip absen.

Ini adalah contoh yang sengaja di buat-buat, yang kedepannya akan diterangkan masalah-masalah yang mirip dengan contoh tersebut. 

Sabtu, 12 September 2015

PPIC Perusahaan Furniture / Mebel :Cara Mengetahui Skala Prioritas Pekerjaan

Form yang digunakan
>Sort
>Buyer
>Tanggal Order
>Tanggal Kirim

Rekapitulasi Order
Sort  Buyer  Tgl Order   Tgl Kirim    
1       a           09/09/15   09/10/15  
2       b           12/09/15   07/10/15 
3       c           14/09/15    15/10/15  
4       d           15/09/15    03/10/15

Sortir atau urutan berdasarkan tanggal kirim adalah :
Sort  Buyer  Tgl Order   Tgl Kirim    
4       d           15/09/15    03/10/15
2       b           12/09/15    07/10/15 
1       a           09/09/15    09/10/15  
3       c           14/09/15    15/10/15  

Dengan mengurutkan buyer berdasarkan tanggal kirim maka akan diketahui urutan prioritas yang harus dikerjakan terlebih dahulu.

Fungsi kolom sort adalah untuk mengembalikan urutan data ke data semula setelah adanya sortir atau pengurutan data di kolom-kolom yang lain.


Untuk mngetahui cara menggunakan sortir atau filter bisa dipelajari di microsoft excel – data – sort & filter.

Kamis, 10 September 2015

PPIC Perusahaan Furniture / Mebel : Cara Praktis Membuat Laporan Produksi

Form yang disiapkan
MASTER DATA (administrasi)
>Kode Produk
>Deskripsi
>Finishing
(bisa ditambahkan informasi buyer, supplier, harga buyer, harga supplier, harga costing)

FORM LAPANGAN
>Tanggal
>Unit
>Kode Produk
(bisa ditambahkan pekerja, bahan pendukung, peralatan)

Rekapitulasi master data
Kode produk  Deskripsi  Finishing
A1                    meja 100  biru
A2                    meja 150  merah
A3                    meja 175  hijau
A4                    meja 200  kuning

Rekapitulasi data lapangan
Tanggal    Unit       Kode
10/09/15  rakit      A1
10/09/15  rakit      A2
11/09/15  amplas  A3
11/09/15  amplas  A4

Dengan menghubungkan data lapangan dengan master data yang telah dibuat lebih dahulu maka akan didapatkan laporan yang lengkap.
Contoh :
Tanggal 10/09/15
Di unit rakit
Telah di rakit A1 yaitu meja 100

Cara menghubungkan ke dua tabel silahkan mempelajari microsoft excel – formulas – lookup & reference – vlookup.

Itu jika kode dibuat secara manual.


Jika ingin dengan menggunakan barcode, yang bisa di buat di corelDraw – edit – insert barcode maka barcode tersebut dapat dibaca dengan alat pembaca barcode yang bisa di beli atau di download bagi yang punya handphone android : barcode scanner.

Rabu, 09 September 2015

PPIC Perusahaan Furniture / Mebel : Laporan Produksi

Form yang digunakan :

>Kode Produk
>Jumlah Order (qty)
>Volume Bahan Order (m3)
>Jumlah Tersedia (qty)
>Volume Bahan Tersedia (m3)

Data produk
Meja 100 = 0,25 m3
Meja 150 = 0,35 m3
Meja 200 = 0,45 m3

Rumus 1 (prosentase untuk jumlah produk) :
= (jumlah order / total jumlah order) x 100%
Rumus 2 (prosentase untuk volume produk) :
= (volume order / total volume order) x 100%

Order :
Produk        Jumlah     Volume
Meja 100 = 100 set =   25 m3 
Meja 150 = 100 set =   35 m3
Meja 200 = 100 set =   45 m3
Total         = 400 set = 105 m3

Order dalam prosentase (%) :
Produk        Jumlah   Volume
Meja 100 =   25% =    23,81%
Meja 150 =   50% =    33,33%
Meja 200 =   25% =    42,86%
Total         = 100% = 100,00%

Rekapitulasi proses pekerjaan :
Produk        Jumlah     Volume
Meja 100 =   75 set = 18,75 m3
Meja 150 =   50 set = 17,50 m3
Meja 200 =   75 set = 33,75 m3
Total         = 200 set = 70,00 m3

Laporan produk yang sudah tersedia dari total order yang di terima dalam bentuk prosentase (%) :

Rumus 1 (prosentase untuk jumlah produk) :
= (jumlah tersedia / total jumlah order) x 100%
Rumus 2 (prosentase untuk volume produk) :
= (volume tersedia / total volume order) x 100%

Meja 100 = 18,75% = 17,86%
Meja 150 = 12,50% = 16,67%
Meja 200 = 18,75% = 32,14%
Total         = 50,00% = 66,67%

Terlihat bahwa di dalam laporan dalam bentuk prosentase akan ada perbedaan antara prosentase jumlah produk dengan prosentase volume produk.

Penjelasan sederhana tentang adanya perbedaan tersebut adalah :

Kayu log 1 buah volume 10m3
Kayu usuk 1 buah volume 1m3
Total kayu 2 buah volume 11m3

Jika di ambil 1 buah kayu (log) maka sisanya tinggal 1 buah
= (1 / 2 ) x 100%
= 50%

Jika di lihat dari volume yang tersisa yaitu 1m3 maka hitungannya adalah :
= (1 / 11) x 100%
= 9,09%

Untuk itu harus ada kecermatan dalam melihat semua laporan yang telah dibuat,
karena jika hitungan dikonversikan ke nominal (harga) akan sangat signifikan.



Minggu, 06 September 2015

PPIC Perusahaan Furniture / Mebel : Pembuatan Kode Produk

Kode tidak boleh ada yang sama

Untuk menghindari pemakaian penyimpanan data yang tidak optimal maka buatlah kode sesuai dengan yang dibutuhkan saja.

Kode angka berjumlah 10 buah = 0 1 2  sampai 9
Kode huruf berjumlah 26 buah = a b c sampai z

Kasus 1 :
Satu kontener memuat produk 300 set
Per bulan ada 2 kontener
Direncanakan kode akan habis dalam waktu 20 tahun

Maka hitungan membuat kodenya adalah
= 300 set x 2 kontener x 12 bulan x 20 tahun
= 144000 kode

Pencarian kode yang mendekati :
aa001 = 26x26x10x10x10 = 676000 terlalu banyak
aaa1 = 26x26x26x10 = 175760 mendekati jumlah kode yang dibutuhkan

jadi untuk kasus di atas, kode yang digunakan adalah aaa1.

Kasus 2 :
1 batang balok di olah menjadi 2 batang, dari olahan 2 batang diolah lagi menjadi masing-masing 2 batang

Untuk mengetahui asal balok maka harus ada kode turunan pada kayu olahannya.
dengan syarat tiap hasil olahan kayu tidak melebihi 9 batang ( 1 digit kode )

Balok asal diberi kode misal aa
Dari aa menjadi 2 batang di beri kode aa1 dan aa2
Dari aa1 menjadi 2 batang di beri kode aa11 dan aa12
Dari aa2 menjadi 2 batang di beri kode aa21 dan aa22

Jika ada pertanyaan dari mana asal kayu aa12 maka jawabannya dari aa1 dan sumbernya dari balok aa

Penggunaan formula left (kode,jumlah) mulai bisa digunakan.

Kode asal dan kode turunan inilah yang akan digunakan saat menghitung bep atau balik modal kayu olahan  (silahkan melihat tulisan pertama blog ini yang berjudul bep / balik modal kayu olahan).


Jumat, 04 September 2015

PPIC Perusahaan Furniture / Mebel : Lacak balak Produk dari sisi administrasi

Form yang digunakan (microsoft excel)
>Tanggal
>Kode Produk
>Unit

Catatan :
Kode produk adalah kode unik yang tidak boleh ada yang menyamainya.

contoh :
Meja 100x100 jumlah 10 set di beri kode a1, a2, sampai a10
Meja 100x150 jumlah 20 set di beri kode a11, a12 sampai a20
dan seterusnya.

Aturan membuat kode adalah digit harus sama
Contoh diatas a1 mempunyai 2 digit, sedangkan a10 mempunyai 3 digit.
Penggunaan digit yang sama akan memudahkan di saat menggunakan formula seperti left, mid dan right.
Contoh kode aa1234 maka left (aa1234,4) hasilnya adalah aa12, right (aa1234,2) hasilnya 34.
Nanti akan dijelaskan secara detil di tulisan berjudul pembuatan kode.

Cara menggunakan form
Tanggal              : 04/09/15
Kode produk      : a1 (meja 100x100)
Unit                    : amplas

Rekapitulasi form harian sebagai berikut

Tanggal              : 04/09/15
Kode produk      : a1, a4, a7, a9, a11, a15
Unit                    : amplas

Tanggal              : 05/09/15
Kode produk      : a1, a4, a5, a6, a7, a111
Unit                    : finishing

Jika di sortir atau diurutkan berdasarkan kode produk maka akan didapatkan data :

Tanggal       kode produk      unit
04/09/15      a1                      amplas
05/09/15      a1                      finishing
04/09/15      a4                      amplas
05/09/15      a4                      finishing
Dan seterusnya


Dengan mengurutkan (sortir) berdasarkan kode produk maka akan terlihat pergerakan produk tersebut di tanggal berapa berada di unit apa.

Selasa, 01 September 2015

PPIC Perusahaan Furniture / mebel : Perencanaan Pekerjaan Harian

Form yang akan digunakan :

>Unit
>Tanggal
>Kode Produk
>Jumlah masuk
> Jumlah proses
> Jumlah jadi
> Jumlah keluar
>Stok mentah
>Stok proses
>Stok matang

Contoh pengisian :

Unit                  : Amplas
Tanggal            : 01 September 2015
Produk             : Meja 100x100
Jumlah masuk : 10 set
Jumlah proses : 8 set
Jumlah jadi      : 5 set
Jumlah keluar  : 1 set
Stok mentah    : 2 set (jumlah masuk – proses)
Stok proses      : 3 set  (jumlah proses – jadi)
Stok matang    : 4 set  (jumlah jadi – keluar)

Cara membaca laporan di atas :
Pada tanggal 1 September di unit amplas masuk meja 100x100 sejumlah 10 set, di proses 8 set, produk yang jadi di proses sejumlah 5 set, dikeluarkan ke unit selanjutnya sejumlah 1 set.

Rencana pekerjaan untuk tanggal 2 September 2015
Di unit amplas ada stok pekerjaan :
-produk mentah 2 set
-produk dalam proses 3 set
-produk jadi / matang di unit sebelumnya yang akan di proses di unit amplas

stok matang adalah stok yang sudah jadi di suatu unit yang belum dikeluarkan untuk unit selanjutnya. Dapat digunakan untuk rencana pekerjaan di hari berikutnya.

Dengan mengetahui stok produk di suatu unit dapat memperkirakan jumlah pekerja yang dibutuhkan.