Ilustrasi :
-Stok log / balok di pabrik (harta perusahaan)
-Di bawa ke gergaji luar / eksternal (harta perusahaan)
-Setelah jadi kayu olahan semisal papan di bawa lagi ke
pabrik (harta perusahaan yang berkurang volume kayu akibat pengolahan menjadi
serbuk kayu dan potongan kayu yang tidak bisa di pakai).
-dari papan di olah menjadi komponen (harta perusahaan
yang berkurang volume kayu akibat pengolahan menjadi serbuk kayu dan potongan
olahan yang tidak bisa di pakai).
Form yang digunakan :
Pembelian / Stok Kayu
>Tanggal Masuk
>Kode kayu
>Jenis kayu
>Volume
>Tanggal Keluar
Surat Jalan
>Tanggal Keluar
>Kode kayu
>Jenis kayu
>Volume
Kayu Olahan 1
>Tanggal Olahan
>Kode kayu
>Jenis kayu
>Volume
>Tanggal Keluar
Kayu Olahan 2
>Tanggal Olahan
>Kode kayu
>Jenis kayu
>Volume
>Tanggal Keluar
Cara menggunakan :
Pembelian / stok kayu
Tgl Masuk Kode Jenis Volume Tgl Keluar
29/09/15 a log jati 10m3 30/09/15
29/09/15 b log jati
15m3
Surat Jalan
Tgl Keluar Kode Jenis Volume
30/09/15 a log jati 10m3
Kayu Olahan 1
Tgl Olahan Kode Jenis Volume
Tgl Keluar
01/10/15 a1 papan
jati 4m3 02/10/15
01/10/15 a2 papan jati 2m3
01/10/15 a3 papan jati
1m3
Log dengan kode kayu a di olah menjadi 3 kayu olahan di
beri kode kayu a1, a2 dan a3
Dengan menggunakan kode kayu turunan akan memudahkan
mencari kode asal kayunya.
Di program dengan menggunakan rumus left (kode kayu, 1) .
sudah pernah diterangkan di tulisan sebelumnya.
Kayu Olahan 2
Tgl Olahan Kode Jenis Volume Tgl
Keluar
03/10/15 a11
kaki 2m3 ke unit rakit
03/10/15 a12 frame 1m3
03/10/15 a13 top
0,5m3
Di ahir periode laporan misal tanggal 30/09/15 akan tercatat harta perusahaan sebagai berikut
:
Stok kayu (kode kayu a) = 0 karena sudah keluar
Surat jalan = 10m3 karena belum di proses
Jadi harta ahir laporan = stok kayu + surat jalan = 10m3
Laporan di periode berikutnya adalah :
Harta berikut = harta ahir laporan + kayu olahan 1 + kayu
olahan 2
Mengingat harta ahir laporan bernilai 0 dengan adanya
harta kayu olahan 1
Dan harta kayu olahan 1 bernialai 0 dengan adanya harta
kayu olahan 2
Cara membaca laporan :
Dari kayu a = 10m3 menjadi a1=4m3, a2=2m3, a3=1m3
Dari 10m3 di olah menjadi 7m3 (ada pengurangan volume
akibat olahan)
Dari kayu a1=4m3 menjadi a11=2m3, a12=1m2, a13=0,5m3
Dari 4m3 di olah menjadi 3,5m3
Jika harga log 1juta/ m3 maka dari pembelian log 10m3 =
10juta setelah di olah menjadi 7m3 = 7 juta
Berikut cara menghitung bep alias balik modal kayu olahan
agar meskipun ada pengurangan di volume kayu tetapi harga ahirnya tetap seperti
harga beli yaitu 10juta.
Rumus = (volume kayu olahan / volume total kayu olahan) x
harga kayu yang di olah
Jadi
Harga kode kayu a1 = (4/7) x 1.000.000 = 571.429
Harga kode kayu a2 = (2/7) x 1.000.000 = 285.714
Harga kode kayu a3 = (1/7) x 1.000.000 = 142.857
Total harga = 571.429 + 285.714 + 142.857 = 1.000.000
(sesuai harga dengn beli).
Harga kode kayu a11 = (2/3,5) x 571.429 = 326.531
Harga kode kayu a12 = (1/3,5) x 571.429 = 163.265
Harga kode kayu a13 = (0,5/3,5) x 571.429 = 81.633
Total olahan = 326.531 + 163.265 + 81.633 = 571.429
(sesuai dengan harg kode kayu a1).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar